Wednesday, September 11, 2013

Petualangan Cecilia

Setelah hamper lebih dari 3 bulan membaca novel satu ini, awalnya mungkin agak membosankan, karena memang isinya lebih focus pada kisah seorang anak kecil yang bernama Cecilia yang menderita sebuah penyakit keras, sehingga ia harus menjalani pengobatan secara rutin. Kisahnya dimulai saat ia melihat seorang malaikat kecil yang sedang duduk di jendela kamarnya. Malaikat bermata safir biru itu bernama Ariel, seorang malaikat surge yang dikirimkan Tuhan untuk menemani dan menghibur anak-anak.
“Nyenyakkah tidurmu?”, itulah pertanyaan pertama yang dilontarkan malaikat Ariel padanya.
Awal yang sangat mengejutkan. Hari demi hari, Ariel dan Cecilia semakin rutin untuk ngobrol bersama. Mereka memiliki kesepakatan satu sama lain, bahwa sang malaikat akan memberitahunya tentang surge, dan Cecilia akan memberitahukan pada Ariel bagaimana rasanya menjadi seorang mahluk yang terbuat dari darah dan daging dan juga hidup di bumi. Hingga keduanya pun sempat menghabiskan waktu bersama untuk bermain sky tengah malam dan merasakan salju terkahir sebelum musim semi.
Alam semesta maupun surge adalah sebuah misteri akbar yang tak bisa dipahami oleh manusia bumi ataupun malaikat di surge. Tapi, ada yang tak benar di alam semesta ini. Ada cacat dalm keseluruhan rancangan agung ini.”
“Kita melihat segala sesuatuu dalam cermin, samar-samar. Kadang-kadang, pandangan kita bisa menembus kaca dan melihat sekilas apa yang ada di balik cermin. Jika kita menggosok cermin itu sebersih-sebersihnya, maka kita akan melihat lebih banyak lagi. Tapi kita takkan bisa lagi untuk melihat diri kita sendiri.”
“Semua bintang suatu saat akan jatuh. Tapi, sebuah bintang hanyalah sepercik kecil bunga api dari mercusuar agung di langit sana.”
Dalam hidup ini kita diajarkan untuk memahami apa yang telah menjadi takdir kita sebagai manusia. Manusia tidak akan mampu sepenuhnya menyadari dan mengerti bagaimana kehidupan yang sejati, karena pada dasarnya semua mahluk di bumi ini hanya mampu melihat segalanya dari satu bagian saja, dan itu pun samar. Segala hal yang diciptakan Tuhan memiliki rahasianya maisng-masing yang tak mampu untuk dipahami manusia maupun para mahluk surga sekalipun. Tuhan menciptakan manusia secara kontinyu, sampai pada saatnya semesta ini berakhir, manusia datang dan pergi silih berganti.
For now we see through a glass, darkly, but then face to face. Now I know in part, but then shall I know even as also I am known.” (Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri telah dikenal). _1 Korintus 13:12
Akhirnya, setelah beberapa obrolannya dengan malaikat Ariel, Cecilia mulai mampu untuk mengerti apa makna dari kehidupannya yang sebenarnya. Dan ia mampu untuk memaknai segala hal yang terjadi padanya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya, karena Dia mengerti akan apa yang dibutuhkan hambaNya, bukan apa yang diinginkan hambaNya tersebut.

Ciwaru, 11 September 2013
Chaura Al Haviny”
 
cHa's create. Template Design By: SkinCorner