Oleh: Chaura Al
Haviny
Ia kini di sana,
di tempat yang entah aku bisa menempuhnya berapa hari. Jauh namun tetap dekat.
Demi cinta ku menulis, untuknya.
Cinta yang
terpendam dalam hati, selalu bersemi walaupun kering tak tersiram jawaban
pasti. Bagai kaktus yang bertahan di tengah gurun. Tubuh luarnya penuh duri,
namun dalamnya penuh dengan kesegaran air yang ia simpan. Itulah cintaku
padanya. Cinta yang tak pernah terungkap namun selalu subur bersemi dalam
waktu.
Demi cinta
kumenulis. Semoga esok hari, saat tuhan berkehendak dan mengijinkanku untuk menyampaikan semua rasa ini, kau akan
tahu, betapa aku sangat mengharapkan dirimu bisa tuk memenuhi ruang kosong
dalam hatiku. Demi cinta itu pula aku menuliskan kisah hati ini untuk kau baca
suatu hari nanti.
to be Continued.....
0 comments:
Post a Comment